Liat wall temenku.... rasanya seperti "ditampar" sama ALLOH.
Ini cerita tentang kehidupan temen masa sekolah dulu. Saat masih "putih-abu-abu" kita satu organisasi. Gak begitu dekat sih, tapi cukup akrab. Setelah melanjutkan kuliah yang beda tempat, kita jarang komunikasi, paling2 cm lewat fb aja.
Semester 5 kuliah tiba-tiba dapet undangan nikah dari temenku ini. Sontak kaget..... padahal kuliah jg belum kelar. Ternyata calon suaminya itu senior kita di organisasi sekolah. Bisa disebut alumni lah... Maaf ya teman......di hari pernikahanmu aku gak bisa dateng, gara-garanya berbarengan sama seleksi asisten di kampusku. Selang setahun aku denger kabar, anak pertama mu sudah lahir. Hmmm...untuk nebus undangan yg dulu gak sempet aku hadiri, sebenernya pengen nengok anakmu, tapi tetep juga belum kesampean karna aku jg gak tau rumah mu yang sekarang....
Selang beberapa tahun, anak kedua mu juga sudah lahir. Huuufff....jadi merasa bersalah karna belum nengok kamu teman.
Sebulan setelah kelahiran anak kedua mu, tiba-tiba aku diberitahu teman yang lain bahwa suami mu tercinta sudah dipanggil sama Yang Diatas. Jeeduuuuaaaaaarrrrr......aku pun shock mendengar kabar itu, tanpa bisa menghadiri pemakamanya. Air mataku sampai tak bisa ku tahan. Betapa beratnya ujian yang sedang kau hadapi. Bahkan anak kedua mu belum bisa menatap wajah ayahnya.
Setelah menikah pun aku tahu kalian juga jarang ketemu karna suami mu bekerja di luar pulau. Dan saat suami mu dirawat di rumah sakit pun kau harus membagi waktu mu dengan tetap menjaga kedua malaikat kecil mu di rumah. Dan sebulan setelah kelahiran anak keduamu kau harus kehilangan pemimpin keluarga mu. ALLOH lebih menyayangi suami mu. Dan DIA pasti akan memberikan pelajaran berharga dibalik ujian yang kau hadapi sekarang teman....
Sampai minggu lalu gak sengaja aku buka profil mu, aku lihat kau sedang "curhat" pada suami mu. Kau sedang menceritakan semua ketegaran mu, kerinduan mu dan perkembangan kedua buah hatimu kepada suamimu tercinta. Kau tulis di wall suami mu kau ceritakan semua keluh kesah mu seakan kau sedang bersamanya.
Aku menangis. Seolah ada yang menampar muka ku saat kulihat tulisan-tulisan itu. Sampai aku menyadari betapa kuatnya dirimu sebagai seorang wanita yang biasa disebut kaum lemah, sebagai seorang istri yang ditinggal suaminya, sebagai seorang ibu yang harus mengasuh kedua buah hatinya tanpa didampingi seorang suami.
ya ALLOH.... aku yang engkau uji dengan cobaan sekecil ini pun masih saja mengeluh, masih saja berburuk sangka kepada MU. Ampuni dosa-dosa ku ya ALLOH (⌣́_⌣̀) Baru saja mendengar cerita hidup mu aku sudah tidak kuat untuk membayangkanya. Semoga aku bisa menjadikan mu pemacu semangat ku untuk tidak mudah putus asa.
ya ALLOH berikanlah laki-laki terbaik kepada teman ku ini, sebagai pengganti suaminya yg telah ENGKAU panggil.
Laki-laki yg kelak bisa menyayangi kedua buah hatinya seperti menyayangi anak kandungnya sendiri.
Berikan dia rejeki yang halal, yang berkah dan melimpah serta jadikan teman ku ini menjadi wanita yang selalu tegar, ikhlas dan selalu tawakal. Aamiin.....
Untuk teman ku Dwi, yakin lah bahwa ALLOH masih menyayangi mu dan menjaga mu bersama kedua buah hatimu....